Perang, baik yang terjadi di masa modern seperti perang dunia II atau perang Vietnam, maupun yang terjadi di masa lampau seperti perang Spartan Hingga Troya, banyak diabadikan dalam bentuk film. Saking banyaknya film yang mengambil latar perang, genre film perang memiliki penggemar tersendiri. Film perang baik yang mengambil cerita di kehidupan nyata, atau terinspirasi dari kisah nyata, bahkan yang mengambil cerita fiktif, selalu menarik untuk dinikmati. Film-film seperti Saving Private Ryan, Black Hawk Down, 13 hours of Benghazi, dan banyak film genre perang lain menjadi film yang harus ditonton.
Genre film perang bahkan memiliki sub genre tersendiri karena banyaknya jumlah film yang mengambil tema ini. Mulai dari sub genre perang dunia I, perang dunia II, perang Vietnam, perang sipil Amerika, perang dingin, perang konflik Afrika dan Timur Tengah, hingga perang-perang klasik seperti kisah Shogun dan Samurai di Jepang, perang kekaisaran di China, perang era kerajaan di Eropa, juga peperangan klasik Yunani, Romawi juga Persia. Jika dikumpulkan, film-film dari sub genre ini pastilah akan menjadi daftar tonton yang sangat panjang.
Salah satu film perang yang banyak disebut sebagai film perang terbaik adalah Band of Brothers. Band of Brothers sebenarnya berbentuk miniseri berjumlah 10 episode. Film ini diproduseri oleh Steven Spielberg dan Tom Hanks yang sebelumnya sempat berkolaborasi dalam film Saving Private Ryan. Band of Brothers mengambil setting perang dunia II di front Barat, melawan pasukan Nazi Jerman. Band of Brothers merekam perjalanan Easy Compani, Batalion II, pasukan penerjun 101 Airborne Division Amerika, yang diturunkan di Normandy, Perancis. Band of Brothers mengisahkan perjalanan pasukan ini dari mulai masa pelatihan, pendaratan terjun payung, hingga akhirnya berhasil mengalahkan pasukan Jerman.
Review Jalan Cerita Band of Brothers
Band of Brothers dimulai di Camp pelatihan tentara Toccoa, Georgia. Pasukan Easy Company menjalani pelatihan fisik yang berat di camp ini. Di bawah komando Kapten Sobel, Easy Company menjalani latihan fisik yang sangat berat. Kapten Sobel digambarkan sebagai kepala pasukan yang menyebalkan. Sobel memberikan porsi latihan fisik yang lebih berat dibanding regu pasukan lain. Dari sudut pandang yang berbeda, Kapten Sobel mencoba untuk melatih regu Easy Company menjadi pasukan terbaik, dan tanpa cala, menurut kemauan Kapten Sobel. Pelatihan ekstra inilah yang memupuk rasa kebersamaan dan kesetiakawanan pasukan Easy Company, hingga mereka resmi menjadi pasukan terjun payung (Air Borne).

Kamp pelatihan kemudian beralih ke Camp Mackall, North Carolina. Di kamp pelatihan ini, pelatihan lebih banyak berisi latihan taktik dan perang di lapangan. Pasukan Easy Company menjalani latihan bersama regu pasukan lain yang lebih senior. Di kamp inilah kemudian terkuak sebuah fakta yang cukup membuat kaget, ternyata Kapten Sobel tidak terlalu mahir di taktik dan latihan perang di lapangan. Hal ini cukup mengganggu bagi pasukan Easy Company yang mengkhawatirkan keselamatan mereka di medan perang jika tetap berada di bawah komandi Kapten Sobel.
Puncak dari konflik antara pasukan Easy Company dan Kapten Sobel terjadi ketika Kapten Sobel membawa Letnan Dick Winters ke pengadilan militer, karena alasan yang dibuat-buat. Sembari menunggu pengadilan, Winters ditempatkan di bagian logistik. Hal tersebut membuat beberapa komandan pasukan regu di Easy Company memutuskan untuk mundur apabila Letnan Winters tidak ikut dalam pertempuran yang akan segera datang. Keputusan sulit akhirnya diambil Mayor Strayer dan Kolonel Robert Sink, pemimpin 101 batalion Air Borne, untuk menugaskan Kapten Sobel di sekolah pelatihan penerjun payung di Chilton Folliat.
Kepergian Kapten Sobel membuat kondisi di Easy Company membaik. Pasukan semakin fokus menghadapi pertempuran yang semakin dekat. Setelah mendarat di Inggris, pasukan Easy Company bersiap menunggu penugasan di front Perancis. Dari sinilah petualangan pasukan Easy Company dimulai. Setelah pelatihan berat selama dua tahun, pasukan akhirnya memulai misi penting sebagai pasukan pembuka jalan di Operasi pendaratan Normandy.
Pendaratan Pasukan Easy Company Band of Brothers di Normandy

Normandy merupakan sebuah kota kecil di pantai utara Perancis. Normandi menjadi titik awal serangan balik pasukan Sekutu ke wilayah-wilayah yang dikuasai Nazi Jerman. Pertempuran Normandy merupakan bagian dari Operation Overlord yang dipimpin oleh Jendral Eisenhower. Gabungan pasukan Amerika Serikat, Inggris dan Kanada mengupayakan pembebasan Eropa Barat, dari pendudukan Nazi Jerman. Pendaratan pasukan Sekutu yang epic juga bisa dinikmati dalam film Saving Private Ryan.
Pendaratan di Normandy oleh pasukan Easy Company disambut dengan serangan udara sesaat sebelum mendarat. Hal ini membuat pasukan Letnan Winters mengalami kesulitan. Beberapa pasukan gagal mendarat karena tertembak, atau berhasil mendarat tidak di lokasi seharusnya. Meski demikian, pasukan yang tercerai berai akhirnya mampu bergabung satu sama lain dan menempatkan posisi.
Misi utama dari pasukan Easy Company Band of Brothers adalah mengamankan wilayah pendaratan di pantai dari tembakan artileri Jerman. Hal ini sangat krusial di mana pendaratan pasukan utama di pantai Normandy harus bebas dari tembakan artileri Jerman. Inilah misi yang diemban Letnan Winters dan pasukan Easy Company di Brecourt Manor. Letnan Winters dan pasukan berhasil menghancurkan senjata artileri berat Jerman yang menargetkan pendaratan pasukan Sekutu di Normandy. Setelah berhasil menghancurkan garis artileri Jerman, maka pasukan Sekutu bisa lebih mudah melakukan pendaratan di Normandy.

Pertempuran Carentan, Pasukan Band of Brothers Merangsak Masuk Ke Wilayah Perancis
Beberapa hari pasca penyerbuan Pantai Normandy, pasukan sekutu berhasil mendarat di beberapa pantai, dan menguasai wilayah tersebut. Tetapi kekuatan pasukan masih terpecah di masing-masing wilayah pantai. Pasukan Jerman masih menguasai wilayah penghubung antar pantai, sehingga membuat pasukan sekutu terus tertahan di wilayah pantai. Misi inilah yang diemban pasukan Easy Company Band of Brother dan beberapa pasukan lain. Menguasai kota atau wilayah yang menjadi penghubung pantai-pantai Normandy.

Carentan adalah kota kecil yang menghubungan pantai-pantai yang ada di Normandy, tepatnya sebelah selatan Breccort Manor. Pertempuran kota di Carentan berjalan menegangkan. Perlahan, pasukan Easy Company berhasil menguasai kota dan memukul mundur pasukan Jerman ke wilayah pedesaan. Tetapi di pedesaan, pasukan Jerman melakukan perlawanan menggunakan Tank. Menghadapi Tank tanpa bantuan serangan Udara tentu berat bagi pasukan Easy Company Band of Brothers.
Untungnya, di ujung pertempuran, armada Tank Sherman dari pasukan Inggris datang membantu. Pasukan Jerman berhasil dipukul mundur jauh ke wilayah selatan. Wilayah pantai utara Perancis akhirnya bisa dikuasai oleh sekutu. Terbebasnya pantai utara Perancis, membuat pasukan sekutu lebih leluasa dalam memobilisasi serangan yang lebih besar dan terencana. Operasi pembebasan Perancis dan Eropa Barat terus berlanjut dan segera menemui titik terang ketika pendaratan di Normandy sukses.
Adegan cukup sedih terjadi di akhir seri. Ketika Sersan Malarkey, bagian dari Easy Company Band of Brothers mengambil pakaian yang digunakan selama bertempur di binatu setempat. Terdapat banyak pakaian yang masih berada di binatu, tidak kunjung diambil oleh prajurit yang telah gugur di pertempuran. Di deretan pakaian-pakaian yang tertinggal di binatu tersebut, berjejer nama-nama pasukan Easy Company yang telah gugur.
Operasi Market Garden Pembebasan Belanda, Pasukan Band of Brother Bertempur di Eindhoven

Pasca pembebasan wilayah Carentan di sekitar Normandy, pasukan sekutu akhirnya bisa memobilisasi pasukan jauh lebih fleksibel. Sebagian pasukan dikirim ke selatan untuk membebaskan Prancis secara keseluruhan, ada pula pasukan yang disiapkan untuk membebaskan Belanda dan Belgia. Pasukan Easy Company Band of Brother mendapat tugas untuk turut serta dalam operasi Market Garden di Eindhoven. Misi operasi ini cukup simpel, bebaskan Eindhoven, bertahan selama mungkin sembari menunggu pasukan Tank Inggris datang. Pasukan Tank ini yang nantinya akan melakukan penetrasi langsung ke wilayah Jerman melalui sungai Rhine.
Setelah diterjunkan ke wilayah pinggiran Eindhoven, pasukan Easy Company Band of Brother segera menuju kota pinggiran terdekat. Di sini Letnan Winters menemui pasukan perjuangan Belanda yang terus melakukan perlawanan terhadap Jerman secara sembunyi-sembunyi. Beberapa kota di pinggiran Eindhoven telah dibebaskan oleh pasukan Inggris, atau telah ditinggalkan oleh pasukan Jerman.
Pasukan Easy Company terlibat dalam beberapa pertempuran sepanjang Eindhoven hingga Arnhem. Misi membebaskan jalur aman untuk tank-tank Inggris dapat melintasi Rhine ke wilayah Jerman membutuhkan jalur yang aman. Misi ini cukup sulit mengingat pasukan harus merebut dan mempertahankan wilayah yang telah dikuasai. Pada akhirnya, misi dengan resiko tinggi yang dicanangkan pasukan Sekutu ini tidak menemui keberhasilan. Selain tidak bisa menembus wilayah Jerman menggunakan Tank, misi ini juga memakan banyak korban jiwa.
Jeda di Tengah Peperangan, Easy Company Band of Brother Tumbuh Berkembang

Di tengah kegagalan operasi Garden Market, pasukan Easy Company Band of Brothers menjalankan misi dengan baik. Pasukan ini berhasil mengalahkan pasukan Jerman beberapa kali. Menembus blokade Jerman dan memberi kesempatan pada pasukan sekutu terus maju mendesak pasukan Jerman mundur. Atas kepemimpinannya, Kapten Winters diangkat menjadi Kapten yang membawahi Batalion. Hal ini berarti Winters akan membawahi Easy Company, Alpha Company, Bravo Company, dan seluruh batalion.
Sebagai Executive officer Kapten Winters tidak lagi berperan sebagai pemimpin di lapangan. Ia akan lebih berperan memberi komando, memikirkan strategi dan hal lain yang bersifat taktis. Peran Winters nantinya akan digantikan oleh rekan-rekannya dari Easy Company Band of Brother yang juga mendapatkan kenaikan pangkat. Beberapa diantaranya Letnan Spiers, Letnan Nixon, Sersan Lipton dan banyak lagi.
Naiknya Letnan Winters menjadi Kapten di lain sisi membuat Easy Company seakan kehilangan pemimpin. Beberapa pengganti yang ditunjuk belum mampu menunjukkan kepemimpinan sebaik Kapten Winters. Hal ini berbarengan dengan pasukan Easy Compay yang mendapat misi untuk diterjunkan di daerah Bastogne, pertempuran Bulge.
Medan Pertempuran Bastogne, The Battle of Bulge, Ujian Terberat Pasukan Easy Company Band of Brothers
Medan peperangan selanjutnya yang menjadi misi pasukan Easy Company Band of Brothers adalah pertempuran Bulge, mempertahankan garis pertahanan di Bulge, Belgia. Belgia merupakan salah satu pintu masuk menuju wilayah Jerman. Hal ini membuat wilayah ini sangat penting untuk dipertahankan oleh pasukan Alliance. Pertempuran di Bastogne terjadi saat musim dingin melanda. Hampir seluruh medan perang tertutup salju dan kerap dilandai badai salju.

Pertempuran Bastogne diwali dengan kedatangan Easy Company yang minim persiapan, setelah kembali dari misi sebelumnya. Pasukan yang sebelumnya bertugas di Bastogne, kembali dalam kondisi mental turun, efek dari pertempuran yang menguras energi. Dari pasukan tersebut, pasukan Easy Company Band of Brothers mengambil banyak amunisi untuk digunaan dalam pertempuran.
Kondisi pertempuran The Battle of Bulge cukup pelik. Pasukan sekutu mencoba mempertahankan perimeter untuk menahan pasukan Jerman dan terus mendesak mereka mundur. Tetapi, kondisi kekurangan pasukan, tidak adanya bantuan dari pasukan udara, serta tidak adanya bantuan artileri membuat upaya mempertahankan perimeter sulit untuk dilakukan. Di tengah kondisi sulit inilah kepemimpinan di tubuh pasukan Easy Company diuji. Kapten Winters sebagai pemimpin Bataliyon, lebih banyak bertugas memberi komanda dari belakang garis komando.
Melihat kondisi pertempuran di Battle of Bulge, kita turut merasakan frustasi yang melanda pasukan Easy Company. Di tengah minimnya amunisi, persediaan medis yang nyarih habis, sedangkan pertempuran terus berjalan terus menerus. Medan yang penuh salju, berkabut dan disertai badai salju membuat pertempuran semakin sulit. Dari sudut pandnag prajurit medis bernama Eugene kita bisa melihat begitu banyak prajurit yang terluka. Persediaan medis yang minim membuat perawatan luka tidak maksimal. Sedangkan pertempuran harus terus berjalan.

Kondisi tersebut diperparah oleh faktor kepemimpinan di tubuh pasukan Easy Company. Letnan Dike sebagai perwira yang memimpin tidak bisa menjadi teladan di tengah pasukannya. Kepemimpinan justru ditunjukkan Sersan Lipton yang mampu merangkul pasukan Easy Company yang kondisi fisik dan mentalnya sempat menurun. Dengan telaten Lipton merawat semangat pasukan, memberikan arahan, terus menjaga fokus bertempur pasukan dan mampu menjadi sosok yang diandalkan.
Di ujung pertempuran, Pasukan Easy Company dihadapkan pada kesempatan menyerang ketika blokade Jerman berhasil ditembus oleh bantuan pasukan Jendral Paton. Tembusnya barikade ini memberi kesempatan pada pasukan sekutu untuk maju dengan bantuan artileri dan bantuan udara yang lebih memadai. Tanpa menyianyiakan kesempatan ini pasukan Easy Company dan pasukan lain langsung menyerang.
Sayangnya, di bawah komando Letnan Dike, pasukan Easy Company tidak bisa menyerang dengan taktis akibat minimnya arahan dan keragu-raguan dari Letnan Dike. Pasukan akhirnya tertahan dan terus menerima bombardis serangan dari pasukan Jerman yang mundur teratur. Di tengah-tengah kondisi kacau inilah kemudian Kapten Winters memberikan komando kepada Letnan Spiers untuk mengambil alih komando pasuakan Easy Company, membebastugaskan Letnan Dike, dan maju memimpin pasukan.

Perintah yang terarah dari Letnan Spiers, yang terukur dan jauh dari kata ragu-ragu membuat semangat pasukan kembali menyala. Perlahan tapi pasti pasukan terus maju masuk ke dalam kota Foy, dan terus mendesak pasukan Jerman untuk terus mundur. Pada akhirnya, pasukan sekutu mampu memukul mundur pasukan Jerman kembali ke wilayah Jerman. Wilayah Belgia sebagian besar telah berhasil dibebaskan.
Pertempuran Hageuneu, Selangkah Lagi Pasukan Easy Company Band of Brothers Menuju Wilayah Jerman
Pertempuran Bastogne, ibarat seperti neraka bagi pasukan Easy Company. Medan yang sangat ekstrem, keterbatasan amunisi, minimnya medis, ditambah beratnya musuh yang dihadapi membuat pertempuran ini terasa berat. Pertempuran Bastogne juga banyak menelan banyak korban di sisi pasukan Easy Company Band of Brothers. Ketika pasukan Easy Company Band of Brother akhirnya bisa memenangkan pertempuran dan menduduki Foy, salah satu wilayah Belgia yang berbatasan dengan Jerman, pasukan Easy Company akhirnya bisa sedikit bernapas lega.

Misi selanjutnya dari pasukan Easy Company Band of Brothers adalah ditempatkan di perbatasan Oerancis Jerman, tepatnya di Hageuneu. Wilayah ini berada di tepi sungai Rhine yang merupakan perbatasan wilayah Jerman. Misi dari pasukan Easy Company Band of Brothers adalah menyeberangi sungai Rhine, melakukan patroli di wilayah musuh. Target dari ,isi ini adalah menetralisir ancaman musuh dengan menghancurkan gedung persembunyian dan memastikan area aman untuk disebrangi.
Pada misi ini, sedikit diceritakan tentang tentara-tentara pengganti yang datang mengisi kekosongan batalion, karena banyak anggota yang meninggal sebelumnya pada pertempuran Bastogne. Di satu sisi, pasukan Easy Company telah melalui masa yang sangat berat di Bastogne. Tersudut di garis terdepan dengan kondisi dingin yang ekstrem, minim suplai medis dan kondisi berat lain. Pun pada akhirnya, setelah berhasil memenangkan pertempuran, terdapat banyak sekali korban jiwa yang jatuh.
Di lain sisi banyak tentara pengganti yang datang karena sebelumnya cidera dan di rawat di rumah sakit. Ketika mereka kembali bergabung, pasukan veteran pertempuran Bastogne bersikap dingin terhadap tentara-tentara poengganti tersebut. Tetapi hal ini tidak berlangsung lama karena setelah melalui beberapa patroli, melawan musuh dengan jumlah banyak dan terdesak berlindung di ruang bawah tanah sebuah rumah, pasukan-pasukan ini akhirnya bisa bersatu.

Eagle Nest, Villa Peristirahatan Hitler dan Akhir Perjalanan Panjang Pasukan Easy Company Band of Brothers
Salah satu episode yang menarik diikuti adalah episode Eagle Nest. Eagle Nest merupakan Villa kediaman Hiter yang disinyalir akan menjadi benteng pertahanan terakhir Hitler dan pasukan SS Nazi Jerman. Ketika pasukan Easy Company Band of Broters bergerak ke Eagle Nest, kondisi daerah ini relatif kosong. Hal ini terjadi karena pasukan Nazi Jerman sudah terdesak dan di beberapa pertempuran, mereka telah kalah dan menyerah. Beberapa scene menunjukkan ratusan ribu tentara Jerman yang berbaris ke Berlin sebagai tawanan Perang.
Di Eagle Nest inilah, pasukan Easy Company Band of Brothers menjalani misi yang lebih santai. Menjelang kemenangan perang, beberapa wilayah memang sudah dikuasai dan tidak mendapatkan perlawanan. Pasca Perang di Bastogne yang cukup sulit dengan kondisi disergap musim dingin yang ekstrem, Eagle Nest bagaikan libur musim panas bagi pasukan.

Salah satu momen ikonik adalah ketika Letnan Nixon mendapatkan koleksi anggur atau wine miliki petinggi tentara SS Nazi Jerman. Benda-benda berharga seperti alat makan yang terbuat dari silver, emas atau benda-benda mewah lain digambarkan diambil sebagai rampasan perang. Tidak hanya benda-benda berharga, Eagle Nest juga menyimpan banyak koleksi benda seni yang dijarah saat pendudukan Jerman atas beberapa wilayah di Eropa Barat. Penggambaran mengenai benda-benda seni yang dijarah ini digambarkan apik dalam film The Monument Man.

Dari Eagle Nest, pasukan Easy Company Band of Brothers beranjak ke wilayah Austria. Di wilayah ini terdapat beberapa pasukan Jerman yang telah menyerahkan diri. Misi Easy Company adalah menerima penyerahan diri dari tentara Jerman tersebut. Hari hari inilah yang kemudian menjadi hari kemenangan. Victory of Europa VE Day. Pasukan Easy Company mengambil jalan berbeda dalam merarakan kemenangan. Jika pasukan lain merayakan kemenangan di Berlin, maka pasukan Easy Company merayakan di kamp musim panas di Austria.
Konteks Sejarah dalam Band of Brothers
Mini series Band of Brothers dibuat berdasarkan kesaksian tokoh-tokoh nyata yang terlibat langsung dalam perang. Mini series ini memiliki akurasi sejarah yang tinggi, bahkan beberapa detail seperti properti senjata, seragam, istilah atau kode lapangan yang dipakai juga otentik. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam serial juga sesuai dengan kejadian asli di lapangan, tentu ia disajikan dengan sudut pandang Amerika Serikat sebagai pemenang perang.
Manikmati film mini seri Band of Brother cukup lengkap memberikan kita gambaran tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada perang dunia II. Bersama film-film lain, baik yang mengambil kisah nyata ataupun cerita fiksi, kita bisa ikut terbawa dalam suasana perang. Ketika Band of Brothers menemukan Kamp konsentrasi tawanan Nazi misalnya, kita bisa melihat penggambaran lain lewat film Schindler’s List atau The Boy with Stripe Pajamas, juga film The Pianist.
Peristiwa perang dunia II sendiri memiliki dampak bagi kehidupan kita di sini. Jika di Eropa medan pertempuran terjadi antara Pasukan Nazi Jerman melawan negara aliansi Perancis, Inggris, Ameriika Serikat dan Kanada, maka di Asia Tenggara kecamuk perang membawa Kekaisaran Jepang berperang melawan Amerika Serikat dan negara-negara sekutu yang memiliki wilayah jajahan seperti Belanda, Inggris dan Perancis.