Periodesasi Prasejarah Indonesia

Dalam mempelajari sejarah, perlu adanya pembatasan periode atau waktu, agar bahasan tidak terlalu luas. Periodesasi atau sering juga disebut pembabakan mencoba membagi-bagi kurun waktu dalam sejarah berdasar berbagai faktor agar lebih mudah dipelajari. Sebagai contoh, materi sejarah di sekolah dengan bahasan Sejarah Kebudayaan Indonesia sering dibagi menjadi 2 periode, yakni periode masa Hindu Budha dan periode masa Islam. Hal ini bertujuan untuk memberi batas yang jelas antara dua kurun waktu yang berbeda. Di kesempatan ini, kita akan membahas periodesasi atau pembabakan masa Prasejarah di Indonesia, agar kita lebih mudah dalam memahami perkembangan masa Prasejarah di Indonesia.

Jenis Periodesasi masa Prasejarah di Indonesia

Mempelajari masa prasejarah Indonesia mencakup bahasan yang sangat panjang dari segi waktu. Makna prasejarah sendiri memiliki maksud masa sebelum digunakannya tulisan untuk mencatat sejarah. Indonesia baru memasuki masa sejarah sekitar tahun 400 Masehi dengan ditemukannya peninggalan Yupa dan prasasti di kerajaan Kutai. Praktis masa sebelum tahun 400 masehi kebelakang menjadi objek bahasan masa prasejarah Indonesia. Jenis-jenis periodesasi atau pembabakan masa prasejarah sendiri memiliki berbagai faktor. Setidaknya terdapat 3 faktor yang menjadi landasan dalam periodesasi prasejarah di Indonesia. Ketiga faktor tersebut adalah berdasar faktor geologi, faktor perkembangan alat, dan faktor sosio kultural.

Periodesasi menggunakan faktor geologi, mendasarkan pembagian masa kepada perkembangan komposisi, struktur dan keadaan bumi. Periodesasi menggunakan faktor geologi terbagi menjadi empat zaman yaitu Azoikum, Paleozoikum, Mesozoikum dan Neozoikum. Periodesasi atau pembabakan masa prasejarah berdasarkan geologi lebih menitikberatkan pada kondisi bumi secara umum, bagaimana kondisi permukaannya, berapa suhunya, dsb. Periode atau pembabakan berdasar geologi juga menyoroti hewan atau makhluk hidup apa yang sudah hidup di masing masing periode.

Periodesasi atau pembabakan prasejarah berikutnya adalah berdasarkan teknik peralatan yang digunakan oleh manusia di setiap zaman. Konsep periodesasi ini dikemukakan oleh C.J Thomsen seorang arkeologis asal Denmark yang membagi zaman prasejarah menjadi tiga zaman; yakni zaman batu, zaman besi dan zaman perunggu. Zaman batu sendiri terbagi lagi menjadi 3 zaman batu; yakni zaman batu paleolitikum, mesolitikum, dan neolitikum, serta terdapat penambahan zaman megalitikum di berbagai wilayah, salah satunya Indonesia. Periodesasi berdasarkan perkembangan alat yang dipakai mencoba membagi-bagi zaman berdasarkan evolusi manusia dalam menggunakan alat.

Periodesasi atau pembabakan prasejarah berikutnya adalah berdasarkan atas model sosial kultural atau cara hidup dari manusia. Jika periodesasi sebelumnya mengedepankan pembabakan berdasar kondisi alam dan peralatan yang dipakai makan periodesasi berdasar sosio kultural mencoba membagi zaman menggunakan cara hidup manusia, struktur sosial, cara mendapatkan makanan dll. Konsep periodesasi ini dikemukakan oleh Raden Panji Soejono kerap dikenal dengan nama R.P Soejono seorang arkeologis senior Indonesia yang banyak melakukan penelitian di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Periodesasi sosio kultural membagi kehidupan manusia prasejarah menjadi; masa berburu. masa berburu dan meramu, masa bercocok tanam dan terakhir masa perundagian.

Periodesasi Berdasarkan Geologi

1. Zaman Azoikum/Arkaikum: Zaman azoikum adalah zaman awal bumi, belum ada kehidupan yang mendiami bumi. Pada zaman ini kulit bumi masih panas, belum terdapat bentang alam seperti laut, danau, lembah dll. Zaman ini berlangsung kira kira 3800 juta tahun sampai 2500 juta tahun lalu. Zaman ini praktis tidak memiliki peninggalan yang bisa digali. Pengetahuan tentang zaman ini lebih ke pengetahuan teoritis. Akhir masa Arkaikum/Azoikum ditandai dengan mulai dinginnya bumi dan membentuk permukaan, terdiri dari batuan dan laut. Di akhir masa inilah mulai muncul kehidupan primitif berupa bakteri dan ganggang, hal ini diperkuat dengan ditemukannya fosil Lyanobacteria dan Stromatin.

2. Zaman Paleozoikum: Paleozoikum memiliki arti zaman bumi purba. Zaman ini berlangsung sekitar 340 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini, lapisan atmosfer yang terdiri dari oksigen, hidrogen dan nitrogen mulai terbentuk. Bentuk daratan bumi juga mulai terbentuk, terutama lempengan benua besar yaitu Pangea. Daratan di bumi awalnya hanya terdiri dari satu benua besar, kemudian mengalami pergeseran-pergeseran yang akhirnya memecah benua Pangea menjadi beberapa benua yang kita kenal sekarang. Pergeseran benua ini sering dikenal dengan teori pengapungan benua (continental drift theory). Corak kehiidupan makhluk hidup di masa ini mulai ada karena sudah terbentuknya biosfer dan atmosfer sebagai penunjang kehidupan. Bnetuk makhluk hidup yang ada memang masih terbatas pada makhlak bersel tunggal, kemudian berevolusi menjadi makhluk multisel, dan kemudian munculah organisme yang lebih kompleks seperti binatang kecil dan tumbuhan sederhana seperti tumbuhan paku-pakuan.

Zaman paleozoikum dibagi lagi mejadi beberapa bagian. Masa pertama adalah masa Kambrium, masa di mana mulai terbentuk lautan dan daratan luas/benua yang dikenal dengan Gondwana. Masa kedua adalah masa Ordovisium, masa di mana dimulainya zaman es. Masa ketiga adalah masa Selur, masa yang ditandai dengan mulai terciptanya bentang alam seperti pegunungan. Masa keempat adalah masa Devon yang ditandai mulai menyurutnya volume samudera yang mengakibatkan wilayah daratan/benua semakin bertambah. Masa kelima adalah masa Karbon Kwali yang ditndai dengan adanya iklim yang menyesuaikan letak geografis dan astronomis. Masa keenam adalah masa Perme, masa yang ditandai dengan mulai terpecahnya benua Pangea dan mulai munculnya daerah gurun di berbagai wilayah benua.

3. Zaman Mesozoikum: Zaman ini merupakan zaman kehidupan pertengahan, dimulai sekitar 140 juta tahun yang lalu. Zaman ini memiliki perkembangan yang pesat dari zaman sebelumnya. Makhluk hidup yang lebih kompleks seperti reptil, ikan, dan binatang-binatang besar seperti Dinosaurus mulai muncul. Mesozoikum ditandai dengan aktivitas tektonik, iklim, dan evolusi. Benua di masa Mesozoikum secara perlahan terus mengalami pergeseran dari super benua, ke benua-benua sekarang yang kita alami. Pergeseran ini menimbulkan spesiasi berbagai hewan karena perbedaan geografis, dan perkembangan evolusi lainnya. Zaman ini memegang peranan penting karena di masa akhir zaman ini, diversifikasi spesias hewan semakin berkembang hingga menjadi dasar bagi kehidupan modern seperti yang kita alami saat ini.

Zaman Mesozoikum dibagi menjadi beberapa masa. Masa pertama adalah masa Trias, di mana di masa ini terjadi benua Antartika mulai mengalami pencairan es yang kemudian mengisi celah celah benua Pangea yang mulai bergeser. Masa kedua adalah masa Jura, di mana di masa ini sudah mulai terbentuk beberapa benua seperti Amerika Utara, Amerika Selatan dan Australia. Masa ketiga adalah masa Kapur, masa ini adalah masa di mana terjadi kepunahan masal sebagian besar makhluk hidup. Terutama hewan-hewan berukuran besar seperti sebagian besar spesies dinosaurus, terutama dinosaurus tanpa bulu.

4. Zaman Neozoikum/Kenozoikum: Zaman Neozoikum atau sering disebut juga Kenozoikum merupakan akhir dari zaman geologi. Zaman ini ditandai dengan punahnya Dinosaurus besar, dan mulai berkembangnya spesies mamalia yang lebih kecil. Di zaman ini pula mulai terjadi perbenturan lempeng yang aktif yang membuat terbentuknya berbagai pegunungan di seluruh dunia, termasuk pegunungan Himalaya dan pegunungan Andes di Amerika Selatan. Zaman ini juga kondisi bumi semakin mendingin akibat arus dingin dari antartika, bumi mengalami periode zaman es, sebelum akhirnya mulai mencair karena suhu permukaan bumi berubah naik.

Zaman Neozoikum dibagi menjadi enam masa yaitu; Masa pertama adalah masa Paleosen, masa ini ditandai dengan mulai munculnya hewan pemakan rumput/hewan herbivora. Selain herbivora, masa ini juga dilengkapi dengan munculnya primata, burung dan sebagian reptil. Masa Paeosen juga diikuti dengan mulai aktifnya magma yang tersimpan di bawah tanah/pegunungan. Masa kedua adalah masa Eosen, masa ini ditandai dengan masih bergeraknya benua-benua yang saling bertumbuk hingga menyebabkan bentang pegunungan semakin tinggi.

Periodesasi Berdasarkan Teknik Peralatan

Periodesasi Berdasarkan Cara Hidup Manusia Prasejarah